-->
Rabu 9 04 2025
  • Jelajahi

    Copyright © 2025 Wargata.com
    Info Berada di Sekitar Warga

    Banner Ucapan

    Ads Google Searc

    Hukrim

    Banner IDwebhost

    Petani Nilam di Majene: Semoga Presiden Prabowo Bisa Dengar Keluh Kesah Kami

    Alam - Admin 2
    02/04/25, 19:25 WIB Last Updated 2025-04-02T12:26:34Z
    Suara Petani Nilam di Majene untuk Presiden
    Wargata.com, Sulbar – Petani di Desa Lombong, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, mulai merasakan manfaat ekonomi dari budidaya tanaman nilam. Tanaman yang dikenal sebagai bahan baku minyak atsiri ini telah membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan.

    Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman semak tropis yang banyak digunakan dalam industri kosmetik, parfum, dan aromaterapi. Minyak atsiri yang dihasilkan dari nilam memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. 

    Namun, para petani nilam di Majene masih berjuang untuk mengembangkan usaha mereka karena keterbatasan modal dan kurangnya dukungan dari pemerintah.

    Sajidul merupakan seorang petani nilam asal Desa Lombong, mengungkapkan bahwa budidaya nilam telah membantu keluarganya secara ekonomi. 

    “Dari hasil menanam nilam, saya bisa menyekolahkan anak-anak hingga ke jenjang perguruan tinggi. Salah satu anak saya kuliah di jurusan farmasi dan ada yang mengambil pendidikan guru. Walaupun usaha ini tidak bisa panen setiap hari, setidaknya bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” ujar Sajidul, Rabu (2/4). 

    Dikatakannya, bahwa awalnya ia tidak memahami budidaya nilam. Namun, setelah mendapatkan informasi dari warga yang tinggal di daerah pegunungan dan belajar dari petani lain, ia kini mampu mengelola usaha ini secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah setempat. 
    Meski demikian, ia berharap adanya dukungan dalam bentuk permodalan dan fasilitas pengolahan minyak nilam agar usahanya bisa berkembang lebih besar.

    “Kami hanya mengandalkan modal dari koperasi, yang sering kali harus gali lubang tutup lubang. Jika kondisi ini terus berlanjut, sulit bagi kami untuk memperbesar usaha. Apalagi, pupuk yang kami gunakan tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah,” imbuhnya.

    Sajidul dan para petani nilam lainnya juga berharap agar pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, bisa memberikan perhatian lebih terhadap petani nilam mandiri. 

    “Semoga Presiden Prabowo bisa mendengar keluh kesah kami melalui Menteri Pertanian. Dengan adanya bantuan permodalan dan pabrik pengolahan mandiri, kami bisa lebih sejahtera tanpa terbebani pinjaman dengan bunga tinggi, terutama jika harga nilam sedang anjlok,” harapnya.

    Saat ini, industri minyak atsiri Indonesia, termasuk minyak nilam, masih memiliki potensi besar di pasar global. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang berpihak kepada petani diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nilam Indonesia serta mendorong kesejahteraan petani di daerah seperti Majene.

    (MW/FD)
    Komentar

    Tampilkan