Wargata.com, NTB - Doktor Sutarto yang terpanggil untuk membenahi Bumi Nggahi Rawi Pahu mengatakan, bahwa solusi terbaik untuk menyelesaikan semua masalah dan membangun Kabupaten Dompu adalah melalui pendidikan.
Dia menyimpulkan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah daerah dan kunci untuk sukses. Pendidikan adalah segalanya untuk apapun yang ingin dilakukan.
“Kesimpulan saya ini berkaca pada pendapat beberapa tokoh dunia yang memang meletakkan pendidikan sebagai kunci utama perubahan, seperti pendapat Presiden Afrika Selatan, Solomon Ortiz, Ciara Princess Wilson,” katanya.
Doktor Sutarto mengungkapkan, angka partisipasi sekolah di Kabupaten Dompu tahun 2020-2021 untuk tingkat SD, SMP dan SMA lebih dari 90 persen namun raport pendidikan tahun 2022 menunjukan bahwa kemampuan literasi dan numerasi sekolah di NTB di bawah kompetensi minimum.
Menurut dia, meskipun angka partisipasi sekolah baik namun kemampuan literasi dan numerasi siswa di bawah rata-rata, ini menunjukkan adanya persoalan yang harus diselesaikan terkait dengan kualitas pendidikan.
Pada sisi lain, angka pengangguran di Dompu dari tahun 2018–2020 mengalami peningkatan. Terkait dengan lapangan kerja tahun 2021, masyarakat Dompu bekerja di pertanian 33,83 persen, industri pengolahan 7,59 persen, pedagang 15,69 persen, pemerintahan 4,98 persen, pendidikan 8,17 persen.
Sementara jumlah penduduk miskin juga naik yaitu di tahun 2019 sebanyak 30,81 ribu jiwa, 2020 berjumlah 30,97 ribu jiwa, dan 2021 menyentuh angka 38,26 ribu jiwa.
Berdasarkan hasil riset tentang analisis faktor yang mempengaruhi kemiskinan, bahwa pengangguran memiliki pengaruh yang positif terhadap kemiskinan.
"Artinya kalau mau mengurangi kemiskinan, terlebih dahulu harus membuka lapangan kerja baru," ujar Doktor yang lahir di Dompu 37 tahun silam.
Sutarto menilai potensi di Kabupaten Dompu sangat luar biasa baik dari sisi pertanian, pariwisata perkotaan, pariwisata pedesaan, pantai yang indah, peternakan, perikanan dan pengolahan hasil limbah jagung.
Misalnya, untuk menjadi petani atau peternak sukses maka harus hadirkan petani atau peternak sukses lainnya untuk berbagi pengalaman.
Namun, untuk meraih sukses, para petani atau peternak tersebut harus memiliki ilmu atau pendidikan yang baik tentang usahanya sehingga usaha tersebut bisa berkembang.
“Itulah pendidikan. Pendidikan adalah kunci sukses untuk menjadi petani/peternak sukses lainnya,” ujarnya.
Persoalan kriminalitas termasuk narkoba yang juga cukup tinggi di Dompu menunjukan ada persoalan moral/akhlak yang kurang baik. Pendidikan moral/akhlak semestinya bisa diberikan sejak dini, sehingga perlu dibuat tempat-tempat mengaji yang standar agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
“Sekali saya tegaskan, pendidikan adalah kunci untuk memperbaiki akhlak sejak dini,” imbuhnya.
Sutarto lahir di Dompu 37 tahun silam dan kini dengan gelar doktor memangku jabatan fungsional associate professor atau lektor kepala.
Sebagai seorang dosen yang suka dunia politik, beliau telah mengikuti Short Course Executif Education Program For Young Political Leaders yang dilaksanakan oleh Golkar Institute.
Kegiatan tersebut menjadi dasar agar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Sekarang menjabat sebagai wakil sekertaris Partai Golkar NTB, ketua harian AMPG Prov NTB, sekertaris Badan Saksi Nasional (BSN) Partai Golkar NTB, wakil koordinator BAPILLU untuk wilayah Kabupaten Dompu.
Sutarto dan istrinya yang juga bergelar doktor di bidang pendidikan, Intan Dwi Hastuti membangun yayasan Pendidikan Intan Cendekia yang fokusnya pada TK Islam Intan Cendekia.
Ini adalah sekolah gratis untuk anak yatim piatu di daerah Geguntur, Kota Mataram dan Bimbingan Belajar Intan Cendekia Course.
Namun, sebagai seorang akademisi yang tugas utamanya tridharma perguruan tinggi, yaitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Saya ingin mengabdi untuk wilayah yang lebih luas untuk dapat membangun daerah melalui pendidikan,” pungkasnya.
(MW/RED)