Wargata.com, Sulsel - Puluhan Keluarga Binaan Polda di Sulawesi Selatan diberi bantuan modal usaha dan pendidikan.
Bantuan tersebut sebagai bentuk deradikalisasi agar mereka tidak terpapar paham radikalisasi kembali.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Nana Sujana mengatakan ada 40 warga binaan Ex Napiter dan Korban Paham Radikal yang diberi bantuan pada Senin, 31 Oktober 2022.
Mereka mendapat bantuan modal untuk pengembangan usaha dan bidang pendidikan untuk anak napiter.
"Kita beri pengembangan kewirausahaan. Jadi mereka bisa beradaptasi dengan masyarakat yang ada dan berinovasi. Selain itu ada pemberian bantuan tali asih dan bantuan pendidikan untuk anak sekolah dari tujuh orang mantan napiter dan 29 orang keluarga napiter", ujar Nana.
Selain itu, Ia mengungkapkan, bantuan modal ini diharapkan bisa memotivasi eks napiter agar lebih baik ke depannya. Mereka diharap bisa berubah dan menjalankan usaha dengan mandiri.
Nana juga berharap para mantan napiter ini lebih cinta kepada NKRI. Mereka bisa insyaf dan mengajak napiter lainnya untuk berubah.
"Intinya kita harapkan segera mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Apabila ada kesulitan akan kita bantu beradaptasi. Kita juga berharap mereka menjauhi paham-paham radikalisme dan bisa menyesatkan", Ujar Kapolda Sulsel.
Lebih lanjut, Kata Nana, bahwa bantuan itu tak hanya datang dari Polda, Namun juga sumbangan dari Baznas, TNI, Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar. Kegiatan seperti ini juga yang pertama di Indonesia.
Nana menegaskan para mantan Napiter ini juga masih terus dipantau. Tujuannya agar mereka tidak kembali ke masa kelamnya. Pungkas Kapolda Sulsel.
Sementara, Ketua Yayasan Kapala Sikawarui Appa Sulapa, Muchtar Dg Lau menambahkan pihaknya siap membantu pemerintah untuk melakukan deradikalisasi. Apalagi masih banyak masyarakat di daerah yang diketahui masih terpapar paham teroris.
Kata Muchtar, sebagai mantan napiter , mereka butuh pembinaan. Mereka ingin, Sulawesi Selatan jadi percontohan deradikalisasi.
"Karena itu kami sampaikan kepada bapak Kapolda dan Pangdam Hasanuddin bahwa kami sebenarnya butuh pembinaan, pendampingan, sekaligus bagaimana diberdayakan sehingga pikiran-pikiran yang tadinya radikal, alhamdulillah bisa kembali cinta NKRI", Ucapnya.
Mantan terpidana bom showroom Kalla ini mengaku mendirikan yayasan bagi para eks napiter. Yayasan ini membantu mereka yang terpaham radikalisme bisa sadar dan cinta NKRI.
Kata Muchtar, semua orang punya masa lalu. Termasuk dirinya.
Namun masa lalu itu adalah pengalaman yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga dibentuklah suatu yayasan sebagai wadah untuk membangun tingkat intelektual serta moral untuk mencintai negara.
"Memang setiap orang punya masa lalu yang panjang, tetapi kecintaan kami terhadap negara itu lebih dari segala-galanya. Kemudian kami berharap difasilitasi, karena di daerah masih banyak yang terpapar sampai seterusnya. Maka kami sudah punya yayasan untuk menjangkau itu", Tandas Muchtar.
Untuk diketahui, dalam giat tersebut, juga dihadiri oleh Mayjend TNI Dr. H. Totok Imam S. S. I. P, S. Sos. M. Tr. Han, Pangdam XIV Hasanuddin, Kolonel INF. Wirawan Eko Prasetyo, S.E., M.H., Asintel Kasdam XIV/Hsn, Kolonel INF. Rio Purwantoro, S.H., Kapendam XIV/Hsn, KOMBES POL. Yudi Hermawan, S.Sos., Dir Intelkam, KOMBES POL. Heru Novianto Dansat Brimob, KOMBES POL. Yusuf Hondawantri Naibaho , Dir Sabhara, Kombes POL. Budhi Haryanto, S.IK., M.H., Kapolrestabes Makassar, KOLONEL INF. Nurman Syahreda, S.E ,Dandimtabes 1408 BS/ Makassar, AKBP Masjaya Kasatgaswil Sulsel Densus 88 AT
(MW/RL/HS)