Wargata.com, Sulsel - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Enrekang AKBP DR. Andi Sinjaya, S.H., S.IK., M.H., didaulat memberikan materi pada Peluncuran Program Literasi Digital dalam meningkatkan wawasan kebangsaan, Rabu (10/11/21).
Gubernur Bangka Belitung Dr. H. Erzaldi, S.E., M.M., menjadi selaku Keynote Speech dan yang menjadi Narasumber Kapolres Enrekang Polda Sulsel AKBP Dr. Andi Sinjaya Ghalib, S.H., S.IK., M.H., Anggota TIRBN KemenpanRB Eva Kusuma Sundari, M.A., MDE., dan Content Creator Sosial Media Eka Mahendra Putra serta Coo BN Media Group Aboul A'la Almaududi, S.H.
Dalam kesempatan tersebut Kapolres Enrekang membawakan materi tentang kecakapan digital dengan tema, “Cutting the barries Mengatasi kesenjangan literasi digital dikalangan masyarakat 3 T” melalui Zoom Meeting.
AKBP Andi Sinjaya menjelaskan Internet semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan koneksi internet, kita dapat mengakses segala informasi dengan mudah.
Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengakses internet.
Kita berkaca dari pandemi Covid-19 ini yang telah menegaskan kembali perlunya menjembatani kesenjangan dalam akses Internet. Kesenjangan digital terjadi lintas batas, bidang, dan generasi, yang berdampak pada hampir setiap aspek kehidupan. Dalam ranah digital, pandemi telah meningkatkan kesenjangan digital, seperti distribusi yang tidak merata dalam akses dan penggunaan teknologi digital baik berdasarkan usia, faktor geografis atau geopolitik, faktor sosial, atau faktor ekonomi.
Selama pandemi, dampak kesenjangan digital terlihat di kedua tingkat makro, seperti sistem sekolah yang berjuang untuk memastikan semua siswa memiliki akses digital yang adil dan kesempatan untuk sekolah virtual dan di tingkat mikro dimana cucu mengajari kakek-nenek mereka cara menggunakan Zoom untuk tetap terhubung selama pandemi.
Kesenjangan digital bukanlah masalah baru tetapi merupakan salah satu yang diperburuk akibat pandemi. Oleh karena itu, urgensi mengejar inklusivitas digital dan kesetaraan digital (digital equality) semakin tinggi. Bahkan kesenjangan digital berpengaruh terhadap kesehatan mental secara signifikan, karena yang tidak dapat mengakses internet merasa tidak terpenuhi haknya dan kesepian.
Dengan demikian, penting untuk meningkatkan literasi digital untuk mengurangi kesenjangan digital. Sangat penting untuk meningkatkan literasi digital dan akses digital lansia, penyandang disabilitas, perempuan dan kelompok rentan lainnya.
Saat ini kita sedang memasuki era Industri 4.0, dimana digitalisasi merupakan bagian penting dalam kegiatan ekonomi. Digitalisasi bukan hanya sekedar koneksivitas, tapi juga menyangkut big data dan artificial intelligence dan IoT dimana efisiensi dan efektifitas merupakan fokus dari saling keterhubungan dalam proses produksi barang dan jasa.
Hal ini bukan hanya mempengaruhi proses produksi dan kegiatan ekonomi saja, tetapi juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat. Seperti yang kita ketahui pandemi telah mengisolasi manusia sekaligus meningkatkan keterhubungan melalui jaringan internet, Work From Home, School From Home, On-line Shopping sampai pada layanan kesehatan atau telemedicine, perlahan tapi pasti digitalisasi dan IoT sudah mulai merambah kehidupan kita termasuk seminar online seperti yang saat ini sedang kita lakukan.
Digital Divide Berpengaruh Terhadap Knowledge Divide karena kondisi terjadinya kesenjangan digital secara individu maupun masyarakat secara umum dalam memperoleh akses dan layanan berbasis digital. Dengan demikian, digital devide memicu terjadinya digital inequality dan knowledge divide. Jika kesenjangan digital dapat diminimalisir maka kesenjangan pengetahuan dapat teratasi
AKBP Andi Sinjaya menambahkan ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kesenjangan digital ini adalah dimulai dengan menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menilai, menerima, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia.
"Mereka juga harus diberi edukasi untuk tidak menerima informasi itu secara langsung tanpa menyelidiki kebenarannya sehingga masyarakat Indonesia tidak cenderung termakan oleh berita palsu" Ujarnya.
Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat ini bisa dilakukan dengan melakukan penyuluhan di seluruh daerah Indonesia secara merata. Dengan persiapan ini, masyarakat akan mengerti dengan baik tentang kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi di era digital.
Kemudian memberikan fasilitas digital yang inklusif dan berkelanjutan dengan pengembangan keterampilan dan pendidikan
lanjut, membuat sesi pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan digital dasar, khususnya bagi kelompok rentan. Kelompok rentan ini seperti penyandang disabilitas, perempuan, dan lansia serta mengoptimalkan perpustakaan desa.
(MW/HS)