Wargata.com, Jateng - Kapolres Pekalongan AKBP Dr. Arief Fajar Satria, S.H., S.I.K., M.H., menghimbau jajaran anggotanya untuk tetap netral menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak tahun 2022. Pihaknya juga meminta kepada masyarakat bila mana ada yang mengetahui ketidaknetralan angota Polri untuk melaporkannya.
AKBP Arief menjelaskan, menjelang pilkades ini pihaknya menghimbau jajarannya untuk tidak berpihak kepada salah satu calon. Terlebih oleh jajaran Bhabinkamtibmas yang saat ini dekat dengan pemerintah desa. Peran seorang anggota Polri pun menjelang Pilkades serentak terus dimaksimalkan, mulai dari pengawasan hingga penjagaan.
Ia menjelaskan, netralitas yang dimaksud yakni tidak memihak dan terlibat langsung dalam proses kampanye sehingga menimbulkan gejolak ditengah masyarakat. Ia berharap Bhabinkamtibmas justru bisa menjadi pendingin suasana sehingga kondisi dimasyarakat tetap tenang dan kondusif.
AKBP Arief meminta kepada masyarakat, jika nantinya ada hal-hal yang mencurigakan dilakukan oleh anggota polri terkait dengan netralitas, masyarakat diharapkan mau melaporkannya. Sehingga nantinya akan diproses sesuai aturan yang ada.
Terkait kesiapan Polres Pekalongan dalam menghadapi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak mendatang, pihaknya telah melakukan pemetaan daerah yang sekiranya berpotensi konflik karena berbagai hal. Kendati demikian, dari data berkaitan wilayah rawan tersebut masih belum dapat diutarakan secara gamblang.
“Kami telah melakukan pemetaan titik rawan kamtibmas, hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya gangguan kamtibmas sedini mungkin sehingga nantinya tidak melebar. Tak hanya itu saja, pihaknya juga jauh-jauh hari sudah memonitor sejak awal mulai dari pengurusan SKCK di Polres Pekalongan,” jelas Kapolres, Jum'at, (12/11/2021)
Untuk itu, AKBP Arief meminta kepada masing-masing calon Kepala Desa yang mengikuti pemilihan Kades serentak pada hari Rabu 23 Februari 2022 mendatang maupun kepada para pendukungnya agar senantiasa menjunjung tinggi sportifitas. Jangan sampai terjadi sebuah gejolak yang memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam mencerna informasi diminta lebih bijak, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan apa yang didengar atau mereka baca, imbaunya. (Yuli-Er$hi)