Wargata.com, - Kapolri dalam acara penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimmen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri angkatan ke-66 di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10) memberi pidato tanda awas pada segenap jajarannya. Ungkapan itu dirasa BEM Nusantara sebagai bentuk langkah tegas Kapolri pada jajarannya.
Eko Pratama, koordinator pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mengungkapkan peran Polri memang perlu diselaraskan lagi dengan masyarakat. "Menyoroti adanya sejumlah kasus viral oleh oknum polisi, kami merasa citra Polri akan menurun di masyarakat. Sehingga langkah koreksi, dalam tanda kutip, yang dilakukan Kapolri itu baik adanya," terang Koordinator Pusat BEM Nusantara.
Eko juga mengamati kasus terbaru yang dilakukan oknum polisi pada masyarakat. Dia menilai langkah pemberian surat telegram yang dilakukan Kapolri beberapa waktu lalu, kemudian dipertegas dengan pidato pada hari rabu kemarin. "Kami mengamati dengan dukungan dalam dunia media. Saat ada seorang polisi viral, maka masyarakat itu perhatian agar bisa jadi koreksi untuk perbaikan batang tubuh kepolisian Republik Indonesia," imbuh Eko dalam penuturannya.
Terkait penyampaian Kapolri soal kepemimpinan, Eko Pratama juga turut berkomentar. "Ya benar kalau ikan busuk mulai dari kepala. Saya berharap itu bisa menjadi rambu awas bagi seluruh pihak yang disinggung Kapolri. Tentu harapannya agar Polri bisa terus membersamai masyarakat sebagai bentuk komitmen, dan pelayan baik bagi masyarakat," begitu kata Eko (29/10).
Eko juga mengingatkan Kapolri yang menyinggung soal rewards. Dia berharap agar hal itu dimaknai jajaran Polisi Republik Indonesia sebagai bentuk komitmen dan kesungguhan dalam meningkatkan kinerja sebagai pelayan kebutuhan masyarakat Indonesia.
(MW/RIL/AA)