Foto: KH Chriswanto Santoso memberikan sambutan pada konferensi pers Muswil VII LDII NTB 2021. |
Wargata.com, NTB - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Barat, Prof. H. Syaiful Muslim, MM, pada Selasa (24/08), menerima kunjungan Ketua Umum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc.
Dalam pertemuan itu, Chriswanto Santoso, menyampaikan bahwa LDII melaksanakan dan memperkuat nilai kebangsaan yang saat ini mulai goyah. Chriswanto berpendapat Islam dan kebangsaan tidak boleh dipisahkan.
“Wawasan kebangsaan harus tertanam dalam diri anak bangsa. Untuk itu, komunikasi dalam membangun kebersamaan perlu dilakukan,” ujar Chriswanto.
Menurut Chriswanto kebangsaan, harus didahulukan agar Indonesia bersifat plural, “Dakwah merupakan kewajiban atau makanan sehari-hari umat Islam. Dengan kebangsaan itulah, umat Islam melaksanakan moderasi beragama. Teguh dalam keimanan namun diikuti sikap saling menghargai dan toleran,” ujarnya.
Sementara pada bidang keagamaan, LDII memprioritaskan membangun generasi muda yang berakhlakul karimah, “Dakwah LDII juga menyentuh masyarakat yang termarjinalkan, termasuk mengadakan difabel di kampung kusta dan pengajian untuk tuna rungu,“ tutur Chriswanto. Selain itu, LDII bekerja sama dengan Kemenkumham melaksanakan dakwah di Lapas Enrekang, Sulawesi Selatan, Nunukan Kalimantan Utara dan wilayah lainnya.
Sementara pada bidang pendidikan umum, LDII membuka sekolah-sekolah berkonsep boarding school, “Para santri menginap di pondok pesantren, belajar ilmu agama dan bersekolah untuk belajar pendidikan umum,“ tuturnya. Sedangkan untuk melatih menyelenggarakan pendidikan, LDII mendirikan sekolah pamong
Menanggapi uraian Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, Ketua Umum MUI NTB, Syaiful Muslim mengapresiasi kunjungan Ketum LDII dan Pengurus DPW LDII. Menurutnya, selama ini MUI dan LDII sudah membangun hubungan yang harmonis. Berbagai kegiatan LDII kerap mendapat dukungan dari MUI NTB.
Menurutnya, perbedaan dalam Islam hal yang biasa, “Namun di balik perbedaan inilah menjadikan kita bisa bersama dan bersatu. Pada prinsipnya MUI sangat respon terhadap LDII,” ungkapnya.
Kunjungan Chriswanto Santoso itu, didampingi Ketua DPW LDII NTB, Ir. Abdullah Karim, M.Si., Sekjen LDII NTB, H. Ramadhani, dan rombongan. Silaturahim tersebut sekaligus menyampaikan pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) VII LDII NTB yang digelar pada, Rabu (25/8) di Hotel Jayakarta Senggigi.
DPW LDII NTB menghelat Muswil VII pada Rabu (25/8). Acara tersebut untuk memilih kepengurusan periode 2021-2026.
Pelaksanaan Muswil itu, akan dikemas sesederhana mungkin, karena masih dalam masa pandemi. Hanya ketua DPD Kota/ Kab LDII yang diundang, untuk membatasi kerumunan selama masa PPKM.
Muswil VII LDII NTB dilaksanakan di Hotel Jayakarta, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (25/8).
Persiapan Muswil LDII NTB itu, dipaparkan dalam konferensi pers di RM Bebek Galih Jempong Kota Mataram, Selasa (24/8). Dalam acara itu hadir Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, Ketua MUI NTB Saiful Muslim, dan Ketua DPW LDII NTB Abdullah Karim.
Chriswanto Santoso mengatakan proses konsolidasi dalam kepengurusan organisasi adalah sebuah keharusan, “Salah satu tugas penting dalam muswil adalah melakukan pemikiran-pemikiran dalam rangka menyikapi lingkungan strategis yang terkini,“ ujarnya.
“Berhubung adanya pandemi Covid-19, DPW LDII NTB sempat menunda beberapa kegiatan termasuk muswil, akan tetapi kami berpikir bahwa pandemi ini belum tentu selesai dalam satu atau dua tahun, agar konsolidasi tetap berjalan dengan baik, maka Muswil VII LDII NTB dilaksanakan secara semi daring,” ungkapnya.
Dalam Muswil, Chriswanto Santoso menyarankan agar diwakili satu pengurus dari DPD LDII, untuk memenuhi standar protokol kesehatan, “Selebihnya panitia diminta untuk membuka akses bagi yang lain melalui daring agar pelaksanaan muswil itu dapat diikuti oleh semua anggota,” ujarnya. Dengan demikian, muswil tetap kuorum dan pengambilan keputusan jadi sah.
Dalam kesempatan itu, Chriswanto memaparkan, LDII melaksanakan program Go Green, yang telah menanam 3,7 juta pohon sejak 2008. Terbaru, LDII Bangka Belitung memperoleh kepercayaan menghijaukan kembali lahan bekas tambang timah di Bangka Tengah, seluas 1.000 Ha.
Go Green dari LDII juga dilaksanaka di NTB. Ketua MUI NTB Saiful Muslim membeberkan, bahwa pihaknya dengan LDII NTB melakukan penghijauan di Lombok Utara.
Dia berharap kepengurusan berikutnya, dapat bekerja sama seperti yang dilakukan kepengurusan LDII NTB yang sekarang, yang dapat menjalin kerja sama dalam segala bidang baik dakwah bilhaal atau dakwah billisan, dengan membuka pengajian dimana-mana.
“Saya salut dengan Ketua LDII NTB, dia satu satunya ketua organisasi di bawah naungan atau mitra MUI yang paling aktif datang ke kantor untuk berdiskusi, saya harap dia terpilih lagi menjadi Ketua LDII NTB,” ungkapnya.
Sementara Ketua LDII NTB Abdullah Karim mengatakan, jika dirinya terpilih lagi menjadi ketua di NTB, program seperti pengajian di beberapa kecamatan akan terus berjalan dan program penghijauan akan terus dijalankan.
“Jika LDII NTB dikasih kepercayaan oleh pemerintah untuk menggarap lahan di NTB kami siap, dan itu akan menjadi program lanjutan saya untuk organisasi,” pungkasnya.
Jakarta (23/8). Pemerintah terus berusaha menekan penyebaran Covid-19, dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 hingga 4 Jawa-Bali. PPKM tersebut dilaksanakan sebanyak lima kali, sejak awal 3 Juli hingga 23 Agustus 2021. Selain itu, pemerintah mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan komunal, dengan program vaksinasi massal dengan target 2 juta dosis sehari.
Dua kebijakan tersebut, berandil menurunkan penyebaran Covid-19. Menurut data Satgas Covid-19, pada Minggu (22/8), penambahan kasus harian mencapai 12.408. Bandingkan Juli lalu, kasus Covid-19 bisa mencapai hingga 40.000-50.000 kasus dalam sehari.
LDII di berbagai tingkatan, terus membantu pemerintah menekan angka Covid-19, terutama di sekitar pesantren yang bernaung di bawah LDII, “Kami memiliki setidaknya 200-an lebih pondok pesantren. Di pesantren ini merupakan tempat berkumpulnya ratusan hingga puluhan ribu santri. Belum lagi warga di sekitar, yang menciptakan perputaran ekonomi yang unik,” ujar Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso.
Pandemi Covid-19 membawa dampak pada pesantren-pesantren tersebut. Para santri rentan terhadap pandemi, karena kehidupannya bersifat komunal. Sementara ketika pesantren-pesantren sepi, roda perekonomian juga berhenti berputar.
“Kami sejak Mei 2021, mendorong pesantren-pesantren bekerja sama dengan TNI-Polri, Dinas Kesehatan, hingga Puskesmas mengadakan vaksinasi massal,” imbuh Chriswanto. Harapannya, pondok pesantren LDII sebagai penyemaian kebangsaan dan dakwah, bisa terus menjalankan fungsinya menjalankan pembinaan umat sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar pondok pesantren.
Kegiatan vaksinasi massal bekerja sama dengan berbagai pihak, menurut KH.Chriswanto Santoso adalah permintaan Presiden Jokowi pada awal Maret lalu. Untuk itu, pihaknya segera berkonsolidasi dengan para pimpinan DPW dan DPD LDII di seluruh Indonesia untuk menghelat vaksinasi massal, yang dipusatkan di sekitar pesantren.
Dukungan terhadap LDII, yang mengadakan vaksinasi massal berbasis pesantren didukung banyak pihak, di antaranya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Saat mengunjungi kegiatan vaksinasi massal di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/8), ia mengatakan LDII jadi pionir vaksinasi berbasi pesantren.
“Vaksinasi massal yang berbasis pesantren, seperti yang dilakukan LDII ini kategorinya assabiqunal awwalun,” kata Khofifah. Artinya, LDII menjadi pelopor kegiatan vaksinasi yang fokus pada masyarakat di pesantren dan sekitarnya. Perlu diketahui, pesantren-pesantren di Jawa Timur, menurut Khofifah memberi sumbangan perekonomian yang besar bagi warga di sekitarnya.
Pemprov Jawa Timur, menurut Khofifah mendukung dan mempersilakan LDII untuk melaksanakan vaksinasi dosis kedua, “Segala yang baik bagi kemaslahatan masyarakat, bisa dilaksankan bersama antara ormas dengan pemerintah,” pungkas Khofifah Indar Parawansa.
Selain Khofifah, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, hingga Menkes Budi Gunadi Sadikin memuji LDII, dalam melaksanakan vaksinasi massal. Mereka memuji fasilitas yang diberikan LDII dan pondok-pondok pesantren tersebut. Selain itu, pelaksanaan vaksinasi berjalan tertib dan tidak ada kerumunan, karena menggunakan sistem antrean yang baik.
(SH)