Wargata.com, Sultra - Bukan saja memotivasi, kunjungan Tim Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kemhan di Korem 143/HO juga dalam rangka mengembangkan potensi prajurit TNI penyandang disabilitas.
Hal ini dikatakan oleh Plh Kapenrem 143/HO Letda Inf Rusmin Ismail dalam rilisnya, Kendari, Sultra, Jumat (18/6/2021).
Diungkapkan Rusmin, kunjungan Tim Pusrehab Kemhan di wilayah Korem 143/HO dilaksanakan selama 3 hari tepatnya 15 hingga 18 Juni 3021, dalam rangka memastikan kondisi dan perkembangan para prajurit yang mengalami kecacatan.
"Baik kecacatan saat tugas operasi maupun tugas keseharian, Selain memotivasi para penyandang disabilitas ini, Tim Pusrehab Kemhan juga melakukan pemantauan terhadap perkembangan mereka,"ujar Rusmin.
Lebih lanjut kata Rusmin, beberapa prajurit di wilayah Korem 143/HO itu sebelumnya ada yang telah mengikuti pelatihan / pembekalan baik secara terpusat maupun tersebar oleh Pusrehab Kemhan.
"Selain mengunjungi yang telah menerima pelatihan dan pengembangan, Tim juga mengunjungi prajurit yang mengalami cacat namun belum mengikuti program rehabilitasi ," ungkap Rusmin.
Sementara itu, Kol Laut (K) Sugiyarto Wibowo, S.E., M.M., selaku Ketua Tim menyampaikan, program rehabilitasi prajurit yang mengalami cacat dilaksanakan secara berkesinambungan.
"Kegiatan kali ini ada dua, Bimbingan Berlanjut (Bimjut) yaitu memberikan bimbingan atau motivasi kepada prajurit penyandang disabilitas yang sudah mengikuti program rehabilitasi dan Home Visit bagi mengikuti program,"ujar Sugiyarto.
Selain itu, kegiatan itu juga untuk membantu mengembangkan potensi prajurit penyandang disabilitas.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa membantu mereka dan keluarganya," kata Sugiyarto.
Terkait dengan kunjungan Tim Pusrehab Kemhan, Kasipers Kasrem 143/HO Kolonel Arh Saptarendra sampaikan, program rehabilitasi bagi prajurit yang mengalami kecacatan sangatlah bermanfaat.
"Manfaatnya tidak saja bagi para (prajurit) penyandang disabilitas dan keluarganya, tapi juga tentu bagi satuan," ujarnya.
"Ini karena program dari Kemhan dapat diselaraskan dengan potensi masing-masing" imbuh lulusan Akmil 1996 itu.
Lagi pula, lanjutnya, kecacatan yang dialami prajurit bukanlah rintangan untuk melanjutkan pengabdian kepada rakyat dan bangsa.
"Banyak contoh dan menginspirasi, diantaranya seperti Serda Mugiyanto meski mengalami cacat secara fisik namun berhasil dan menjadi panutan para petani kelengkeng di wilayah Borobudur, Magelang," tegasnya.
Untuk diketahui, Mugiyanto yang harus mengalami amputasi dibagian kakinya, dan pernah diundang Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa ke Mabesad karena keberhasilannya menjadi pengelola Kebun Buah di Magelang.
"Serda Mugiyanto diamputasi kakinya akibat ranjau semasa tugas di Ambon, yang bersangkutan mengaku pernah putus asa, namun karena keteguhan hati dan semangatnya yang luar biasa serta bimbingan motvasi dari berbagai pihak dan keluarga akhirnya berhasil dengan budi daya kelengkeng Kateki. terang Sapta.
Menurut Sapta, dikarenakan berbagai kendala yang dihadapi penyandang disabilitas, dirinya mengharapkan program rehabilitasi itu dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan dapat memacu perekonomian mereka.
"Berkelanjutan dalam arti progam yang diberikan harus mampu membangun kompetensi dan sistem yang produktif, dimana mereka tidak hanya dibekali keterampilan secara individual tapi juga kelompok usaha yang memiliki ekonomis, seperti UMKM," kata Sapta.
"Memang tidak mudah, tapi kita yakin dengan program bimbingan dan latihan yang tepat, mereka akan berhasil mengembangkan potensi yang dimilikinya,". pungkasnya.
(TW/HS)