Wargata.com, Sulbar - Akibat berita hoax tentang Isu vaksin yang tidak aman dan tidak halal ternyata masih menjadi Polemik di wilayah Sulawesi Barat tepanya di Kabupaten Majene, bahkan penolakan Vaksin datang dari sebahagian kecil tenaga medis itu sendiri.
Menurut keterangan sumber terpercaya yang tidak disebutkan identitasnya menyebutkan adanya penolakan di tenaga kesehatan dan di masyarakat khususnya di kabupaten Majene terkait Vaksin Sinovac di sebabkan banyaknya berita bohong (Hoax) yang beredar.
Berikut Tiga alasan penolakan Vaksin dan bantahan atas berita hoax yang beredar yaitu :
A. Sebagai kelinci percobaan
Hoax vaksin Sinovac yang pertama adalah tulisan "only for clinical trial" pada kemasan vaksin Sinovac. Maksud dari tulisan itu disebut-sebut Sinovac akan dijadikan kelinci percobaan sebagai vaksin Corona.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.bahwa kemasan yang ada label "only for clinical trial" digunakan untuk uji klinis fase 3, bukan untuk vaksin yang akan didistribusikan.
B. Mengandung sel vero
Hoax vaksin Sinovac yang beredar lainnya adalah adanya sel vero dalam vaksin Sinovac yang berasal dari kera hijau Afrika dan tidak teruji kehalalannya.
Bahwa vaksin COVID-19 Sinovac tidak mengandung vero cell. Sel vero hanya digunakan untuk pengembangan kultur virus untuk proses perbanyakan virus. Kalau tidak ada media kultur maka virus akan mati dan tidak bisa digunakan untu pembuatan vaksin.
C. Kandungan boraks dan formalin dalam Sinovac
Boraks dan formalin disebut menjadi kandungan dalam vaksin tersebut. "Vaksin COVID-19 Sinovac diproduksi tidak menggunakan pengawet dan tidak mengandung bahan lain seperti boraks, formalin, ataupun merkuri dalam proses produksinya, vaksin Sinovac menggunakan metode inactivated untuk mematikan virus sehingga vaksin tersebut tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.
Bersamaan dengan itu, sumber menambahkan bahwa saat ini masih ada tenaga kesehatan yang menolak untuk di lakukan vaksinasi selain akibat banyaknya hoax yang berkembang terkait keamanan vaksin itu sendiri juga diperlukannya sosialisasi terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan bahwa Vaksin Covid-19 (Sinovac) aman untuk disuntikkan dan tidak mempunyai efek samping maupun ketergantungan terhadap vaksin tersebut.
Alasan lainnya, tenaga kesehatan menolak untuk di vaksinasi kebanyakan adalah tenaga kesehatan yang pernah terpapar virus Covid 19 (penyintas) dan merasa sudah kebal terhadap virus Covid 19 sehingga menolak untuk di lakukan vaksin, terangnya.
(TW/HS/IN)