Wargata.com, Sulsel - Sejumlah platform media sosial diramaikan dengan kecaman terhadap pernyataan berbau rasial Politisi Partai Hanura, Ambroncius Nababan yang ditujukan kepada mantan Komisioner Komnas HAM asal Papua, Natalius Pigai.
Sementara itu, ujaran Ambroncius Nababan di jagat maya telah dilaporkan oleh dua pelapor berbeda ke Polda Papua Barat. Tanpa menunggu lama, laporan itu langsung ditindaklanjuti. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Argo Yuwono menerangkan tindak lanjut terhadap laporan dengan melakukan analisa siber, dan diduga pelaku berada di Jakarta.
“diduga dari analisis siber itu, yang melakukan (ujaran rasis) ada di Jakarta” ungkap Argo di Mabes Polri, Jakarta (25/1/2021).
Dengan modal nama pelaku yang didapat dari dua laporan ke Polda Papua Barat, analisa siber, serta dugaan sementara lokasi pelaku, menurut Argo laporan yang semula ditangani Polda Papua Barat dilimpahkan ke Bareskrim Polri.
Tak menunggu lama, Bareskrim Polri kini tengah melakukan penyelidikan mendalam atas laporan itu. Argo menginformasikan telah melayangkan panggilan kepada terduga pemilik akun.
“kita nanti menanyakan atau meminta keterangan apakah media sosial itu, facebook itu adalah milik yang bersangkutan” tambahnya.
Direktur Strategi Institute, Anthony Danar mengapresiasi kerja cepat Bareskrim Polri dalam menindaklanjuti laporan serta melakukan penyelidikan terhadap kasus rasisme yang menimpa Natlius Pigai.
“kerja cepat Bareskrim Polri patut diapresiasi, isu rasis yang ada kaitannya dengan saudara-saudara asal Papua, bukan pertama kali terjadi, jadi harus direspon dengan cepat,” ujar Anthony saat dihubungi awak media (25/1/2021).
Lebih lanjut, Anthony mengatakan jangan sampai kasus ujaran rasisme yang harusnya direspon dengan pendekatan penegakan hukum, malah dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dalam menggoreng isu politik terkait dengan Papua.
“tindakan hukum yang tegas diperlukan, jika memang dari hasil penyelidikan didapti yang bersangkutan melakukan tindakan rasisme terhadap Bung Natalius, jangan kita buka celah, isu itu jadi dipolitisasi, bukan dibawah ke ranah hukum seperti yang seharusnya” tutup Anthony.
"Junjung Tinggi Martabar Manusia, Stop Rasisme SARA"
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menyayangkan masih adanya tindakan rasial yang menyinggung SARA, dan menyerang martabat manusia.
“sayang sekali ya, harusnya tidak ada lagi pelecehan dan tindakan rasial yang nanti malah melebar ke mana-mana, dan malah jadi menyingung kelompok tertentu,” ujar Benny kepada awak media, Senin (25/1/2021).
Dirinya mengajak seluruh elemen Bangsa, untuk bijak dalam berujar dan melontarkan pendapat di media sosial. “Jangan sampai kemudian ujaran yang dilontarkan atau ditampilkan di media sosial, malah membuka peluang kepada tindakan rasialis yang bisa saja dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk memecah belah persatuan Bangsa,” tambahnya.
Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk melawan kritikan dengan kritikan, bukan dengan kata-kata atau ujaran yang berpotensi menimbulkan tidakan rasisme kepada kelompok etnis atau agama tertentu.
“sudah saatnya kita dewasa ya, dan arif dalam merespon kritik, kritik itu biasa, tetapi kalau direspon dengan cara yang salah, nantinya malah jadi masalah yang sejatinya tidak perlu ada,” ajak Benny.
Benny juga menegaskan kepada seluruh elemen Bangsa Indonesia, untuk tetap berpegang kepada Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara. Termasuk dalam hal saling kritik, harus tetap menghargai dan menjunjung tinggi martabat manusia serta menghargai kebhinekaan.
“untuk meredam konflik serta polemik atau upaya dari oknum-oknum tertentu untuk menggoreng isu rasialis, sebaiknya jika ada tindakan rasisme, langsung saja dibawah ke ranah hukum, nanti aparat penegak hukum yang akan menyelidiki dan menindak kalau-kalau ada tindakan rasis.” pungkasnya.
(TW/HS/AA)