Wargata.com, - Dalam perspektif lain, pandemic covid 19 yang dihadapi saat ini bisa jadi merupakan sebuah proses seleksi alam (zaman) untuk mentransformasi diri menuju kepada the new normal life society. Dimana kondisi tersebut diprediksi akan memengaruhi gaya hidup dan interaksi sosial manusia. Kondisi yang dialami hari ini adalah sebuah proses globalisasi yang memberikan konsekuensi dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam percaturan global. Mungkin ini adalah salah satu guncangan masa depan (future shock) sebagaimana yang diramalkan oleh Alfin Tofler dalam bukunya Mega Trend 2000.
Dewasa ini dunia sudah memasuki era industri 4.0 dimana Internet of Think (IoT), data, dan artificial intelligence menjadi suatu karakteristik dan realitas yang mau tidak mau pasti harus dijalani. Era industry 4.0 (kini negara-negara maju sudah berbenah diri menuju industri 5.0) telah dan akan merubah tatanan kehidupan ummat manusia dalam berbagai bidang yang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Interaksi dan transaksi sosial kini dilakukan secara virtual, cara-cara konvensional/manual telah beralih dengan cara digital. Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk mengajar secara virtual, bisnis dan perdagangan beralih secara online, polisi lalu lintas tidak lagi berada di tengah jalan raya dalam mengatur arus lalu lintas tetapi cukup memantau melalui layar CCTV, bahkan robot-robot telah dibuat untuk menggantikan sebahagian besar peran-peran manusia.
Sebagai bangsa yang berkepribadian dan berintegritas berdasarkan pancasila dan UUD 1945, kondisi seperti ini bukanlah merupakan suatu ancaman melainkan sebagai tantangan dan bahkan peluang yang sangat baik untuk menata kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ke arah yang lebih baik. Pancasila sebagai dasar negara seharusnya mampu menjadi imunitas sosial dalam menghadapi setiap perubahan. Bangsa Indonesia tidak boleh menghindar atau menutup diri dari perubahan, tetapi sebaliknya harus mampu beradaptasi untuk mengakselerasi kemajuan bangsa. Ideologi pancasila harus mampu menjadi social control ditengah –tengah derasnya arus globalisasi. Pancasila harus menjadi modal utama dalam berpikir global dan bertindak lokal (think global, act local) artinya bahwa sebagai bangsa Indonesia harus berpemikiran maju/global namun tetap bertindak lokal dengan menumbuh kembangkan dan mengamalkan segala kearifan lokal yang sesungguhnya sudah terkandung di dalam pancasila sebagai ideologi negara. Ada lima prinsif utama dalam pancasila yang bisa dijadikan sebagai kekuatan agar tetap eksis di tengah-tengah perubahan, yaitu: 1) prinsif ketuhanan (spirituality); 2) prinsif kemanusiaan (humanity); 3) prinsip persatuan (unity); 4) prinsif sosial kemasyarakatan (democracy); dan 5) prinsif keadilan (justice).
Sebagai bangsa yang beragama sangat disadari bahwa pancasila adalah inti sari dari ajaran agama dan nilai-nilai budaya bangsa. Oleh karena itu pancasila mampu mendorong masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan nilai-nilai budaya sesuai keyakinannya masing-masing.
Bangsa Indonesia harus yakin, percaya diri dan bahkan bangga dengan pancasila sebagai warisan budaya bangsa yang diwujudkan sebagai sebuah ideologi, karena terbukti mampu dan teruji dalam menghadapi berbagai macam krisis yang terjadi. Saat ini seluruh dunia menghadapi pandemic covid 19, bangsa Indonesia optimis mampu menghadapi dan mengatasi fenomena tersebut sepanjang nilai-nilai pancasila dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Memperingati hari lahir pancasila 1 juni tidak sekadar ritual kebangsaan semata, tetapi seluruh komponen bangsa apapun status dan profesinya sedapat mungkin kembali melakukan renungan mendalam sudah sejauh mana nilai-nilai pancasila diaplikasikan dalam kehidupan kita, terutama lima prinsif utama seperti yang telah diuraikan di atas.
Harus diakui bahwa pancasila pasti akan selalu mendapat ronrongan baik secara eksternal maupun secara internal, terutama di era seperti saat ini dimana begitu banyak ideologi yang berusaha memberikan pengaruh dalam dinamika kehidupan bangsa dan negara.
Polisi sebagai institusi negara sudah barang tentu tetap siap sebagai garda terdepan bangsa dalam melindungi dan mengawal pancasila sebagai ideologi negara yang sejauh ini sudah terbukti tangguh mempersatukan suku, ras, budaya dan agam di Indonesia. Polisi sangat berkeyakinan bahwa pancasila hari ini dan masa yang akan datang tetap relevan dan aktual menghadapi arus peradaban.
Semoga hari kelahiran pancasila dapat dijadikan sebagai momentum untuk menjadikan pancasila sebagai modal dasar dalam “think global, act local” menuju new normal life society.
Ahmad Razak
(Dosen Fakultas Psikologi UNM)