Foto: Rapat Koordinasi Rencana Penetapan Alur Pelayaran Danau Toba
|
Wargata.com, Jakarta, Selasa 17/03/20, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) mendukung percepatan pembangunan destinasi wisata super prioritas Danau Toba.
Seperti diketahui, Danau Toba telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu dari lima kawasan strategis pariwisata nasional dengan status super prioritas, selain Likupang, Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo.
Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H. di Mako Pushidrosal, Jakarta, Selasa (17/03/2020), mengatakan dukungan Pushidrosal kepada pemerintah dalam percepatan pembangunan destinasi wisata super prioritas Danau Toba dengan dilaksanakannya operasi survei dan pemetaan (Opsurta) di perairan Danau Toba.
“Penyediaan Peta baik Peta Kertas maupun peta elektronik menjadi bagian penting dalam peningkatan fasilitas destinasi wisata super prioritas guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pelayaran di Danau Toba” kata Kapushidrosal.
Diharapkan peta navigasi tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan nasional dalam penetapan alur maupun sistem transportasi di Danau Toba.
Menurut Kapushidrosal, Pasca musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun IV, yang berlayar dari pelabuhan Simanindo (Samosir) dengan tujuan Tigaras (Simalungun) pada tanggal 18 Juni 2018; menjadi momentum pelaksanaan operasi survei dan pemetaan (Opsurta) Hidro-Oseanografi seluruh perairan Danau Toba.
“Hasil survei tersebut telah diolah menjadi peta kertas (paper chart) dan peta digital atau electronic navigation chart (ENC) dengan standard internasional IHO. Peta kertas dan peta digital tersebut dibuat dengan sekala Approach to Harbour, dengan 10 cell ENC sesuai dengan jumlah liputan peta kertas (nomor 522 dan 523)”. ungkap Chief Hydrographer Indonesia tersebut.
Peta Laut Danau Toba merupakan peta danau toba pertama yang dibuat di Indonesia dalam versi kertas dan elektronik menggunakan standar internasional peta inland waterways melalui survei hidrografi selama kurang lebih dua tahun untuk mendapatkan data kedalaman dan karakteristik perairan Danau Toba.
Hal ini untuk mendukung kegiatan navigasi dan keselamatan transportasi di perairan Danau Toba serta mendukung pengembangan pariwisata di Indonesia khususnya terkait Destinasi wisata premiun dalam rangka mendukung kebijakan poros maritim dunia
Menindaklanjuti hal itu, pada 12 Maret 2020 lalu, telah dilaksanakan rapat koordinasi rencana penetapan alur pelayaran Danau Toba dengan pimpinan rapat Asisten Deputi Navigasi dan Keselamatan Maritim Odo R.M.Manuhutu dan dihadiri oleh Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Belawan, Disnav kelas 1 Belawan, Direktur Kenavigasian Hubla, Kepala pengelola Transportasi Darat wilayah II Sumut, dan Pushidrosal yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemetaan Pushidrosal Kolonel Laut (P) Oke Dwiyana P, M.M.
Untuk menunjang hal tersebut, perlu adanya pemenuhan aspek keselamatan pelayaran meliputi penetapan alur pelayaran, penyediaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), dan telekomunikasi pelayaran (Telkompel).
Pada kesempatan ini juga, Kepala Dinas Pemetaan Pushidrosal Kolonel Laut (P) Oke Dwiyana P, M.M., menyampaikan bahwa peta kertas dan peta digital (ENC-Electronic Navigation Chart) siap untuk diluncurkan dan dapat digunakan sebagai bahan penetapan alur pelayaran di perairan Danau Toba bagi stakeholder terkait maupun untuk digunakan bagi kapal-kapal yang beroperasi di Danau Toba.
Diharapkan, penetapan alur pelayaran di perairan Danau Toba selesai pada Juni 2020 dengan rencana kurang lebih 35 trayek alur pelayaran serta dapat segera ditetapkan pemerintah. Mengingat aspek keselamatan navigasi pelayaran dan pengembangan pelabuhan beserta SBNP pendukungnya merupakan salah satu pendukung fasilitas percepatan pembangunan destinasi wisata super prioritas Danau Toba.
(Tim Warga)