Wargata.com, Bogor - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof. H. M. Tito Karnavian mengungkapkan, dampak perang dagang Tiongkok dan Amerika serta menyebarnya wabah virus Corona telah berdampak terhadap perekonomian sejumlah negara di dunia dan juga Indonesia yang merupakan partner ekspor-impor Tiongkok.
“Belum selesai kita menghadapi perang dagang Tiongkok dan Amerika, sekarang ada masalah baru yang memicu dan menekan ekonomi yaitu adanya wabah Corona yang bermula di Tiongkok, sehingga menyebabkan dampak ekonomi di lebih dari 50 negara di dunia,” Rapat Kerja (Raker) Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 Tingkat Provinsi Jawa Barat di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Senin (2/3/2020) pagi.
Mendagri Tito menjelaskan, dampak ekonomi dari penyebaran virus Corona begitu kuat. Kalau pabrik-pabrik di Tiongkok sana tutup karena masyarakat tidak berani untuk bekerja, sebagai salah satu raksasa ekonomi di dunia, maka kebutuhan impor dia untuk barang-barang produksi ekspornya menjadi berkurang.
“Sehingga negara-negara yang memiliki hubungan ekspor-impor, itu akan terdampak semua. Nah, Indonesia adalah negara yang merupakan partner nomor satu bagi kita untuk impor itu adalah Tiongkok,” imbuh Mendagri.
Di Jawa Barat, dikatakan Mendagri, banyak sekali komoditas yang diimpor dari Tiongkok untuk menjadi bahan-bahan pabrik di Indonesia. “Katakanlah tekstile. Tekstile gak ada, produksi dalam negeri kurang, maka pabrik tekstile, garmen di Jawa Barat akan terdampak. Produksi menurun. Begitu produksi menurun, biaya untuk membiayai cost operasional kurang, pengangguran akan terjadi. Kalau sudah begitu akan ada gejolak sosial.”
Selain itu, lanjut Mendagri, ekspor juga berdampak. Partner nomor satu kita untuk ekspor dikatakan Mendagri adalah Tiongkok. Kalau ekspor mereka berkurang, permintaan mereka untuk ekspor, maka barang-barang yang kita ekspor kesana tidak bisa dijual di sana.
“Itulah dampaknya. Belum lagi dampak wisata, terutama dari Manado itu 200 ribu dari Tiongkok, Bali 1,2 juta dari Tiongkok. Jawa Barat saya lihat paling banyak dari Malaysia. Kemudian Kepulauan Riau juga dari Tiongkok,” papar Mendagri.
Masih menurut Mendagri Tito, karena virus Corona, terjadi stagnasi dalam mobilitas masyarakat untuk berwisata, terutama wisata keluar negeri.
“Untuk itulah, perintah dari Bapak Presiden agar memperkuat daya tahan ekonomi kita. Apa yang ada pada kita, uang yang ada pada kita harus segera beredar di masyarakat,” harap Mendagri.
Kemudian daerah-daerah wisata yang menjadi berkurang karena efek psikologis dari wabah Corona, upayakan dibantu wisatawan domestik dari daerah lain.
“APBD kabupaten/kota segera dibelanjakan supaya uang beredar di masyarakat,” tambah Mendagri.
Sebelumnya, dalam safari Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa tahun 2020 di beberapa Provinsi Mendagri mengaku telah bertemu banyak kepala desa di Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan sekarang di Jawa Barat yang juga merupakan salah satu provinsi penting mengingat kepadatan dan banyaknya jumlah desa.
(RW/RIL)