Wargata.com, Makassar - Diskusi Mubalig IMMIM bertajuk "Kehadiran Negara dalam Dakwah" dengan narasumber Kaploda Sulsel dan Wakil Rektor 3 UIN Alauddin Makassar (6/2) di gedung Islamic Centre IMMIM Makassar berlangsung sukses. Hal ini diindikasikan dengan jumlah peserta yang membludak. Diskusi dipandu Sekum DPP IMMIM Dr.M.Ishaq Shamad,M.A.
Ketua DPP IMMIM Prof.Dr.H.Ahmad M.Sewang,M.A dalam sambutannya menyatakan pentingnya kehadiran negara, dalam hal ini aparat kepolisian dalam dakwah. Semakin banyak polisi yang hadir di masjid semakin baik, malah menjadi nilai plus, karena sekaligus sama-sama beribadah, jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum YASDIC IMMIM sebagai penanggung jawab Diskusi Mubalig IMMIM menyampaikan latar belakang Diskusi IMMIM mengambil tema Kehadiran Negara dalam Dakwah, antara lain karena tema ini sejalan dengan motto IMIM "bersatu dalam aqidah, toleransi dalam masalah furu dan khilafiyah"(H.Fadeli Luran). Selanjutnya tekad perjuangan dakwah IMMIM "Menggelorakan semangat persatuan umat dan toleransi dalam peradaban dan keadaban bangsa"(HM.Ridwan Abdullah).
Kapolda Sulse Irejen Pol Guntur Laupe, SH,MH dalam pemaparannya membahas sejumlah isu, antara lain kasus di Minahasa Utara (Manado) sudah tertangani dengan baik oleh aparat dan pemerintah setempat, sehingga umat Islam di Makassar agar tetap tenang, harapnya.
Demikian pula kehadiran polisi di masjid, pada umumnya polisi muslim, sehingga mubalig tidak perlu takut kalau ada polisi di masjid. Ada polisi yang tugas luar, ada pakaian sipil dan dinas. Dulu kehadiran polisi di masjid masih tanda tanya waktu Orba. Padahal saat ini, kehadiran anggota polisi di masjid, selain ibadah juga menjaga keamanan dan ketertiban jamaah masjid. Bahkan kalau di fly over, anggota bersama demontaran biasa shalat jamaah, untuk menghemat waktu.
Dikatakan seandainya mau dimata-matai, pasti memakai pakaian bukan dinas. Kalaupun ada orang yang dimata-matai, pasti sudah lama dicurigai. Jadi polisi masuk masjid hanya melaksanakan shalat fardhu di masjid, jelasnya.
Bakan pernah ada polwan di masjid untuk menjaga keamanan dan lalin, program ini, masih jalan, walaupun pada waktu tertentu polwan hadir.
Kapolda setuju sebelum ceramah, cari dulu issue seperti cara dakwah Rasulullah.
Mengenai korban faham radikal, keluarga ibu Hasna, kita juga mencari isu hal tersebut. Ada anggapan, polisi masuki masalah tersebut, padahal orang yang disusupi kelompok radikal, karena sering pergi ke kelompok tertentu.
Adapun jika Habib Rizieq, kalau ia mau pulang, kembali saja ke Indonesia. Namun jika pulang, memang ia harus menghadapi masalahnya di Indonesia.
Jika polisi sering masuk kampus, sering disalah kaprah, padagal saat ini trend perkelahian antar mahasiswa sering menggunakan Sajam. Mereka ditangkap dan diproses, supaya sadar. Mohon bantuan mubalig agar dijaga anak mahasiswa kita, jelasnya.
Prof.Darussalam menyatakan ada pertemuan Forum Rektor dengan pak Kapolda. Pak Kapolda sering keliling kampus.
Moderasi beragama, dengan tidak menganggap diri paling benar. Mubalig IMMIM berada di garis washatiyah, memiliki sikap tawadhu dan orientasi manfaat.
(Tim Warga)