-->
  • Jelajahi

    Copyright © Wargata.com
    Info Berada di Sekitar Warga

    Banner Ucapan

    Ads Google Searc

    Hukrim

    Banner IDwebhost

    BAIN HAM RI Sulsel Menilai Penetapan 4 Tersangka Pasar Rakyat Jeneponto Tebang Pilih

    Alam - Admin 2
    17/11/19, 10:16 WIB Last Updated 2021-10-21T16:25:06Z
    Wargata.com, Makassar - Penyidik Subdit III Tipikor Dirkrimsus Polda Sulsel menetapkan empat tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan tiga pasar rakyat Kabupaten Jeneponto, masing-masing berinisial SA dan RS selaku pengawas perencana, serta MT dan HR selaku pelaksana proyek mendapat reaksi dari Badan Advokasi Investigasi Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (BAIN HAM RI) Sulawesi Selatan. 

    Sekretaris BAIN HAM RI Sulsel, Amin Rais,SH mengatakan penetapan 4 tersangka dinilai tebang pilih karena adanya dugaan salah satu aktor utama dalam proyek pasar tersebut yakni Wakil Bupati Jeneponto ,Paris Yasir belum ditetapkan tersangka.padahal yang lainnya sudah dinyatakan tersanka karena bertindak melawan hukum yaitu melakukan intervensi proses lelang serta mengurangi volume pekerjaan pembangunan pasar rakyat dimana Modusnya mereka intervensi proses lelang dan mengurangi volume pekerjaan. Akibatnya, kerugian negara mencapai Rp800 Juta, sesuai audit kerugian negara.

    Kasus dugaan korupsi proyek pasar rakyat yakni, Pasar Lassang-lassang, Pasar Paitana, dan Pasar Pakubulo yang menelan anggaran sebesar Rp3,7 M diambil dari dana DAK 2017 harus di pertanggung jawabkan Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir, Tegas Amin Rais, SH. Minggu (17/11)

    Sebelumnya Dalam kasus ini, penyidik Tipikor Polda Sulsel telah melakukan pemeriksaan sebagai saksi sebanyak 15 orang. Diantaranya adalah Wakil Bupati Jeneponto, Paris Yasir.

    Yaris pun diperiksa dalam rangka mendalami perannya terkait dengan jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD Jeneponto saat pasar rakyat itu dibangun.

    Kasus tersebut telah dinaikkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan oleh penyidik Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel sejak Senin, 24 Juni 2019 lalu. Saat itu penyidik menemukan tindakan melawan hukum yang dapat merugikan negara yang modusnya pengaturan pemenang lelang.

    (Tim Warga)
    Komentar

    Tampilkan

    Daerah

    +